Sisi Menarik Pria Berwajah Galak

hugh jackman/image99

Landscappist.com - Pria dengan wajah lembut dan manis lebih “menjual” di mata para wanita. Sebabnya adalah mereka percaya pria dengan fisik demikian juga memiliki perasaan dan jiwa yang sama lembutnya dengan wajahnya. Sayang hal ini tak selalu sepadan dengan apa yang mereka miliki secara fisik.

Sebaliknya pria dengan wajah galak atau sangar seolah mendapatkan porsi peran sebagai sosok yang temperamental, berdarah dingin dan kejam. Generalisasi ini sebenarnya tidak adil karena tidak semua pria yang berwajah galak akan memiliki sifat seperti ciri fisiknya itu.

Seorang Psikolog bersama rekannya, Michail Stirrat dan David Perret, mengadakan penelitian yang menghasilkan fakta bahwa pria yang memiliki wajah sangar dengan rahang yang lebar justru memiliki sifat penolong dan berhati lembut.

Penelitian dari Universitas St Andrews ini diadakan dengan membentuk beberapa grup untuk dikompetisikan dengan hadiah sejumlah uang. Dari hasil pengamatan ternyata ditemukan bahwa pria dengan wajah galak memiliki kekompakan dan kemauan bekerja sama yang baik. Jadi watak jahat yang identik dengan wajah sangar hanyalah stereotip yang tak benar adanya. Persepsi dan rasa takut menjadi bumbu penguat opini ini. Yang terjadi dalam penelitian tersebut justru membuktikan hal yang sebaliknya.

Tak hanya penelitian diatas, ada pula penelitian lain yang hasilnya memperkuat sudi sebelumnya. Dengan melakukan pengamatan pada beberapa CEO, ternyata CEO berwajah lebar dan terlihat galak memiliki kinerja yang lebih baik dibanding mereka yang memiliki karakter wajah menyempit. Penelitian yang dimuat dalam jurnal Psychogical Science ini menambahkan daftar karakter yang ada pada pria berwajah lebar. Ternyata ia memiliki indikasi sebagai pemimpin yang baik karena mampu menahan egonya.

Jadi memang tak baik melihat penampilan fisik seseorang yang membuat Anda takut lalu menjadikannya negatif di mata Anda. Sejatinya penampilan fisik adalah pemberian yang Maha Pencipta. Bukan sesuatu yang langsung kita inginkan dan melibatkan kita untuk ikut campur. Seharusnya kita lebih bersyukur dengan memanfaatkan apa yang telah diberikan Tuhan dengan membantu sesama terutama mereka yang membutuhkan. Sehingga akan ada nilai positif yang bermanfaat daripada hanya sekedar mengira-ngira dan mungkin bisa menyakiti orang lain. (fdh)